Jumat, 04 Januari 2013

Polinasi



A.    Pengertian Polinasi dan Fertilisasi padaAngiospermae

Polinasi (pollinatio) atau penyerbukan ialah jatuhnya serbuk sari pada kepala putik untuk golongan tumbuhan biji tertutup (angiospermae) (Tjitrosoepomo, 1985).
Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari/polen ke kepala putik (stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi (Ashari,1998). Sedangkan menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum), atau  peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma).



  
B. Macam-Macam Polinasi (Penyerbukan)         
1. Berdasarkan asalnya serbuk sari yang jatuh di kepala putik
a.  Penyerbukkan sendiri (autogamy), yaitu jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga itu sendiri.
b.  Penyerbukan tetangga (geitonogamy), jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga lain pada tumbuhan itu juga.
c.  Penyerbukan silang (allogamy, xenogamy), jika serbuk sari sari yang jatuh di kepala putik itu berasal dari bunga tumbuhan lain, tetapi masih tergolong jenis yang sama.
d.  Penyerbukan bastar (hybridogamy), jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenidnya, atau sekurang-kurangnya mempunyai satu sifat beda.

Pembastaran dapat dilakukan:
1)      Antara dua tumbuhanyang berbeda varietas atau pembastaran antar varietas, misalnya pembastaran antara mangga golek dengan mangga gadung
2)      Antara dua jenis tumbuhan atau pembastaran antar jenis (spesies), misalnya pembastaran antara pohon mangga (Mangifera indica L.) dengan kuweni (Mangifera odorata Griff.).
3) Antara dua jenis tumbuhan yang berbeda marga (genus), misalnya pembastaran antara lombok (Capsicum sp.)dengan terong (Solanum sp.).

2. Berdasarkan vektor atau perantara yang menyebabkan dapat berlangsungnya polinasi
a. Polinasi dengan perantara angin (anemophyly, anemogamy), jika serbuk sari sampai pada bunga  yang diserbuki dengan perantaraan angin.
Polinasi secara anemofili lazimnya akan terjadi pada tumbuhan yang mempunyai sifat-sifat berikut:
1)  Menghasilkan banyak sekali serbuk sari yang kecil, lembut serta kering tidak berlekatan, hingga mudah sekali beterbangan ke mana-mana jika tertiup angin.
2)  Kepala putik mempunyai bentuk seperti bulu ayam atau seperti benang, hingga kemungkinan menangkap serbuk sari yang beterbangan menjadi lebih besar.
3)  Bunga sering kali tidak mempunyai hiasan bunga (kelopak dan mahkota) atau bagian bunga itu amat tereduksi, sehingga baik benang sari maupun kepala putiknya tidak terlindung kalu ada tiupan angin.
4)  Kepala sari tidak melekat erat pada tangkai sari (dapat goyang), memudahkan berhamburanya serbuk sari ke mana-mana jika ada tiupan angin.
5)  Tempat bunga tidak tersembunyi
b.  Polinasi dengan perantaraan air (hydrophyly, hydrogamy). Penyerbukan dengan cara ini hanya mungkin terjadi pada tumbuhan yang hidup di air (hydrophyta), baik yang hidup di air tawar maupun di laut, misalnya pada berbagai jenis tumbuhan air yang biasa didapatio di sawah-sawah, kolam-kolam atau rawa-rawa.
c.  Polinasi dengan perantaraan binatang (zoidiophyly, zoidiogamy). Dalam alam banyak sekali terjadi penyerbukan silang yang berlangsungnya karena adanya pengaruh hewan, juga pada penyerbukan iinio jatuhnya serbuk saridi kepala putik tetap merupakan kejadian yang bersifat kebetulan. Binatang yang datang mengunjungi bunga tidak mempunyai maksud untuk menjadi perantara dalam hal penyerbukan. Meereka mengunjungi bunga dengan tujuan untuk mencari makan, misalnya madu.
Bunga yang bersifat zoidiofili biasanya mempunyai ciri-ciri berikut:
1)  Mempunyai warna yang menarik.
2)  Menghasilkan sesuatu yang menarik atau menjadi makanan binatang.
3) Serbuk sari sering bergumpal-gumpal dan berperekat, sehingga mudah menempel pada tubuh binatang yang mengunjungi bunga tadi.
4) Kadang-kadang mempunyai bentuk yang khusus, sehingga bunga hanya dapat dikunjungi oleh jenus hewan tertentu saja.

Berdasarkan golongan binatang apa yang dapat menjadi perantara polinasi ini,   zoidiofili dapat dibedakan menjadi 4:
1) Polinasi dengan perantaraan serangga (entomophyly, entomogamy). Dari bermacam-macam serangga yang sering  kali datang mengunjkungi bunga ialah kupu-kupu (lepidoptera), lebah (hymenoptera), kumbang (coleoptera),  lalat (diptera), dll.
2)  Polinasi dengan perantaraan burung (ornithophyly, ornithogamy). Burung pun dapat menjadi perantara dalam penyerbukan, seperti pada pohon dadap  (Erythrina lithosperma BL. ), pohon randu (Bombax malabaricum D. C. ), berbagai jenis tumbuhan lainya, jika sedang berbunga ramai sekali dapat kunjungan berbagai jenis burung, misalnya: kutilang (Pycnonotus aurigaster), cocak (Pycnonotus analis), berbagai macam burung penghisap  madu (nectarinidae dan meliphagidae).
3)  Polinasi dengan perantaraan kelelawar (chiropterophyly, chiropterogamy). Binatang ini dianggap menjadi perantara penyerbukan, terutama untuk pohon-pohon yang bunganya mekar sore atau malam hari.
4) Polinasi dengan perantaraan siput (malacophyly, malacogamy). Rupa-rupanya dari golongan siput ada pula yang dapat menjadi perantara dalam penyerbukan, walaupun jika dibandingkan dengan binatang lainya kemungkinannya jauh lebih kecil, karena pada bunga tidak atau belum diketahui adanya sesuatu yang khusus yang dapat menarik perhatian siput.




Sumber: Tjitrosoepomo, G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Jogjakarta. Gadjah Mada University Press.

Kamis, 03 Januari 2013

Kibaran sang "Dandelion"


Kala sore hari,
Ku menatap hamparan isi bumi
Rerumputan berdiri menyeruak penuh
Layaknya jajaran ksatriya
Tumbuh tegak berirama
Deru angin menghembuskan serumpun hifa
Melayangkan, membelai jemari dahan di seberang
Dandelion,,
Kau selalu teguh dengan alam
Selalu damai di bawah aurora langit
Berkibar bersama lembayung pelangi yang bergelayut
menebar benih-benih kecilmu
Bersama terpaan angin yang melintas
Kau,,,
 Tetap sederhana